Resistor adalah komponen elektronika yang fungsi utamanya adalah untuk menghambat arus & tegangan listrik dengan satuannya adalah: Ω (ohm).
Berdasarkan bahan yang digunakan untuk membuat, terdapat 2 jenis resistor yang banyak beredar di pasaran yaitu resistor karbon (biasanya berwarna kuning dan bergelang 4) dengan toleransi (ketepatan nilai) 5% dan resistor metal film (biasanya berwarna biru dan bergelang 5) dengan toleransi 1%.
Sedangkan berdasarkan bentuk dan fungsinya, resistor ada beberapa macam yaitu resistor yang nilainya tetap (dua jenis diatas) dan resistor yang nilainya dapat diubah – ubah atau variable resistor(disingkat VR) yang biasa digunakan untuk mengontrol volume suara pada peralatan elektronik, resistor peka cahaya atau LDR (light dependent resistor), dan resistor terkendali suhu yaitu PTC (positive temperature coefisien) dan NTC (negative temperature coefisien).
Cara mudah menghitung nilai resistor :
Terdapat 10 macam warna yang digunakan untuk melambangkan nilai resistor yaitu:
tabel warna :
Warna
|
Nilai
|
Pada gelang 3 (5%)
Pada gelang 4 (1%)
|
Hitam
|
0
|
Ω
|
Coklat
|
1
|
0Ω
|
Merah
|
2
|
00Ω
|
Orange
|
3
|
000Ω
|
Kuning
|
4
|
0000Ω
|
Hijau
|
5
|
00000Ω
|
Biru
|
6
|
000000Ω
|
Ungu
|
7
|
0000000 Ω
|
Abu-abu
|
8
|
00000000 Ω
|
Putih
|
9
|
000000000 Ω
|
Pada Gb.01, gelang 1 dan 2 menunjukkan angka, gelang 3 menunjukkan jumlah banyaknya nol + Ω.
Contoh :
Jika sebuah resistor karbon memiliki gelang berwarna coklat, hijau, merah dan emas, maka nilai resistor tersebut adalah :
Coklat = 1
Hijau = 5
Merah = nol 2 buah + Ω
= 1500Ω atau 1.5kΩ
atau sering juga
ditulis = 1k5
Sedangkan pada Gb.02, gelang 1, 2 dan3 menunjukkan angka, gelang 4 menunjukkan jumlah banyaknya nol + Ω.
Contoh :
Jika resistor metal film memiliki gelang berwarna coklat, merah, hitam, coklat dan coklat (toleransi), maka,nilai resistor tersebut adalah :
Coklat = 1
Merah = 2
Hitam = 0
Coklat= nol 1 buah + Ω(0Ω)
= 1200ohm atau 1.2kΩ, atau sering juga ditulis = 1k2
Angka Toleransi :
Karena sulitnya membuat sebuah resistor dengan nilai yang tepat 100% (karena faktor bahan dll), maka digunakanlah nilai toleransi, yaitu nilai yang didapat dari hasil penjumlahan dan pengurangan antara nilai resistor dan angka toleransi.
Contoh :
Sebuah resistor mempunyai nilai 100Ω dengan toleransi 5%, maka nilai resistor tersebut adalah :
100 + 5% =105 dan 100 – 5% = 95. jadi, niai resistor tersebut adalah antara 95Ω – 105Ω
Rangkaian Seri dan Paralel :
Terkadang kita menemui kendala saat dihadapkan pada nilai resistor yang tidak ada di pasaran. Untuk menyiasati hal itu maka digunakanlah rangkaian seri dan parallel.
Nilai R total pada rangkaian seri yaitu: Rs = R1 + R2 + R3
Sedangkan pada rangkaian Paralel, nilai R total adalah: 1/Rp = (1/R1) + (1/R2) + (1/R3)
Contoh :Jika R1 = 120Ω,R2 = 150Ω, R3 = 100Ω maka R total adalah :
1/Rp = (1/120) + (1/150) + (1/100)
sekarang kita samakan dulu penyebutnya dengan kelipatan yaitu:
120x5=600; 150x4=600; 100x6=600 lalu angka pengalinya kita jadikan angka pembilang:
Rp = (5/600) + (4/600) + (6/600) = (15/600)lalu kita balik menjadi = (600/15) = 40
Jadi, nilai R total adalah = 40Ω
Catatan: Resistor yang dirangkai seri, besar watt nya akan turun. Sedangkan jika dirangkai parallel, besar watt nya akan naik.
Jika tidak mau pusingmenghitung resistor, ukur saja menggunakan multitester digital. Hehehe….
download versi pdf nya disini
download versi pdf nya disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar